Pupuk Organik Bokashi sukses Dipasarkan di Inggris

Praktisi pertanian organik dari Agriton Group berhasil memproduksi pupuk organik Bokashi dengan memfermentasi kotoran sapi dan bahan organik alas kandang sapi (jerami, serbuk kayu gergaji), dalam jumlah ratusan ton setiap bulannya. Kotoran sapi disemprot EM dan ditumpuk sampai ketinggian 3 meter, kemudian ditutup dengan plastik. Setelah 3-4 minggu, tumpukan kotoran sapi siap menjadi pupuk bokashi. Cara ini sangat menghemat waktu dan tenaga mengolah pupuk organik, karena peranan mikroorganisme fermentasi dan sintetis yang terkandung di dalam EM. Dibandingkan dengan metode pengkomposan, sangat banyak energi dan waktu terbuang, energi pupuk organik terbuang menjadi panas, gas, bau busuk, serta waktu 2-3 bulan dibutuhkan untuk membuat kompos. Oleh karena itu Agriton Group menerapkan Teknologi EM untuk membuat pupuk Bokashi. Pasar pupuk Bokashi di Eropa terbuka lebar untuk pertanian. Shaum Malcolm Ross, praktis dan peneliti EM dari Vietnam dalam pertemuan EM partner di Bangkok, mengatakan bahwa daur ulang bahan organik untuk pupuk adalah cara yang sangat cerdas untuk menerapkan pertanian organik. Teknologi EM memecahkan masalah efisiensi waktu dan energi untuk bisa mengubah bahan organik menjadi pupuk organik fermentasi. Daur ulang bahan organik dalam pertanian diusulkan sebagai sistem pertanian sirkular, berputar, hemat energi dan akrab lingkungan.(Gede Ngurah Wididana)

Komentar