Jamu Ternak Pengobatan Pertama pada Ternak

Penggunaan tanaman obat fungsinya mengurangi ketergantungan terhadap obat pabrik serta menjadi pertolongan pertama untuk ternak karena obat yang kita butuhkan ada disekitar kita demikian drh Euis Nia Setiawati, MP, Widyaiswara Ahli Utama, Mengenal Tumbuhan Obat Untuk Pengobatan Penyakit Pada Ternak , BPPKH Cinagara, Bogor, Jabar dalam live wabinar bertema Pemanfaatan Tanaman Obat Untuk pengobatan Hewan Ternak.
Penggunaan obat-obatan Kimiawi yang terus menerus dalam tubuh ternak dapat mengakibatkan residu kimia dan yang mengkonsumsi hasil produksi ternaknya sedikit demi sedikit akan tertimbun dalam tubuh manusia yang akhirnya dapat mengganggu kesehatan. Diperlukan alternative lain sebagai pengganti obat buatan kimiawi yaitu dengan memanfaatkan beberapa tanaman obat untuk diberikan kepada ternaknya. Ramuan jamu herbal untuk ternak sapi misalnya dapat memanfaatkan bahan yang ada di sekitar dan membuat /meramu sendiri dengan harga yang relatif lebih murah tanpa mengabaikan kualitasnya.
Pemahaman masyarakat mengenai tumbuhan obat telah berkembang dan masyarakat mulai memahami bahwa sejauh ini penggunaan tumbuhan obat lebih aman dibandingkan dengan obat modern.
Pengelompokan manfaat tanaman obat adalah sebagai berikut a). Imunomodulator (daya tahan tubuh) Contoh : Meniran, temulawak, pegagan, jahe. B). Aprodisiak (stamina/obat kuat) Contoh: purwoceng, cabe jawa, pasak bumi dll. C). Degeneratif (penyakit berat) Contoh: sambiloto, temulawak, mengkudu, pegagan, kunyit,kunyit putih, asitaba dll.
Adapun beberapa senyawa aktif yang terkandung dalam tumbuhan obat yaitu atsiri, kurkumin, flavonoid, antosianin, tannin serta alkaloid yang baik untuk kesehatan manusia, terdapat pada tumbuhanseperti: Asam, Bawang putih, Beligo, Damar merah, faloak, Halia (Zingeber officinale), Jambu biji putih (Psidium guajava L), Kabesak/ Pilang (Acacia Leophoea), Kemangi (Ocimum basilicum L), Kemiri (Aleurite moluccana L. Willd ), Kelapa (Cocos nucifera Linn),Kunyit (Curcuma longa L), Srikaya (Annona squamosa), Pinang (Areca catechu), cemara (Casuarina equisetifolia), Pisang (Musa paradisiaca L), Jambu biji merah (Psidium guajava L). Dalam proses pengelolaan dan pemanfaatan tumbuhan obat, bagian atau oran tumbuhan tertentu diambil untuk dibuat ramuan obat herbal seperti akar, daun, buah, kulit, umbi, dan biji.
Penggolongan tanaman obat berdasarkan Jenis Simplisianya/bahan yang diproses adalah a). daun (biji merah, kemangi, cemara, masi, timu, makuah, dan jambu biji putih). b). akar (pisang), c). umbi (bawang putih, kunyit dan halia), d). kulit yaitujenis tumbuhan obat asam, srikaya, kabesak atau pilang, damar merah, dan faloak). e). Biji (kemiri), f).buah ( beligo, pinang, dan kelapa).
Jenis tanaman obat yang digunakan utuk mengobati penyakit pada ternak umumnya diambil masyarakat dari lahan pekarangan dan kebun. Pada dasarnya, kendati aneka ragam tanaman yang digunakan masyarakat untuk pengobatan ternak, belum diuji laboratorium (farmasi secara khusus dan intensif), namun jenis-jenis tanaman tersebut telah dikenal pada beberapa literatur sebagai bahan obat herbal tradisional bagi pengobatan penyakit pada manusia, seperti batrawali mengandung pikroretin, berberin, palmitin, glikosida, pikroretosid, dan pati, biasa digunakan untuk pengobatan penyakit kudis ternak ruminansia, sedangkan bagi manusia biasa digunakan untuk pengobatan penyakit kudis, malaria, demam, kencing nanah, luka, dan rheumatik.
Beberapa jenis tanaman lainnya, seperti bawang kucay (Allium tuberosum Rottl. ex Spreng), mawar (Rosa sp.) dan sirih (Piper betle L), biasa digunakan sebagai obat sakit mata pada ternak ruminansia. Kucay mengandung protein, lemak, minyak terbang, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B1, dan C, biasa digunakan untuk mengobati sakit mata pada manusia. Mawar mengandung senyawa kimia sitrol, sitronelol, geraniol, linalol nerol, eugenol, feniletila, alcohol farnesol, dan nonil aldehide, juga dikenal sebagai bahan obat tradisional sakit mata dan awet muda pada manusiaLidah buaya (Aloe barbadensis Miller), cocor bebek (Kalanchoe pinnata Lam. Pers), dan bawang putih (Allium sativum L), digunakan untuk pengobatan bisul pada ternak ruminansia.
Serbuk biji pepaya matang digunakan dalam pengendalian infeksi Ascaris suum pada babi, peran vermisidal herbal serbuk biji pepaya matang terhadap cacing ditunjukkan dengan penurunan jumlah cacing A. suum. Penurunan jumlah cacing tersebut dapat diketahui dengan menghitung Fecal Egg Count Reduction (FECR) dan atau efikasi (efficacy).
Ekstrak daun sirih atau rebusan daun sirih (Piper betle L.) memiliki efektivitas yang sama dengan antibiotik komersial penisilin-dihidrostreptomisin untuk menghambat pertumbuhan bakteri, sehingga daun sirih dapat digunakan sebagai green antibiotic alternatif dalam pengobatan mastitis yang murah tanpa menimbulkan residu pada ternak dan resistensi antibiotika.***

Komentar