EM4 Menjaga Lingkungan dan Kesehatan Ternak

Teknologi EM4 ditemukan pertama kali oleh Prof. Dr. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang, dan telah diterapkan secara luas di negara-negara lain di seluruh dunia, seperti Amerika, Brasil, Taiwan, Korea Selatan, Thailand, Srilanka, India, Pakistan, Selandia Baru, Australia dan lain-lain. di Indonesia sendiri baru diterapkan sekitar tahun 1990 an. Selain untuk Pertanian, EM4 itu juga  tersedia untuk EM4 Peternakan, EM4 Perikanan dan EM4 Pengolahan Limbah dan Toilet, demikian dikatakan Direktur PT. Songgolangit Persada Ir. Agus Urson dalam Wabinar bertema Pakan Ternak Alternatif Dengan Teknologi Fermentasi, yang diselenggarakan P4S IPSA ( Institut Pengembangan Sumberdaya Alam), selasa 18 Oktober 2022.
 
Khusus dalam bidang peternakan  biasanya hambatan pada dunia peternakan adalah sumber pencemaran bau sehingga ini menjadi masalah yang serius jika tidak ditangani dengan baik. Kemudian menggunaan pakan alternatif  bagaimana menyeimbangkan mikroorganisme yang mengun­tungkan dalam perut ternak atau  memperbaiki dan meningkatkan kesehatan ternak serta meningkatkan mutu daging ternak. 
 
Karena itu, perlu teknologi yang mampu menjawab persoalan persoalan yang menjadi hambatan dalam dunia peternakan. Yakni teknologi EM4. Dengan teknologi ini ternak menjadi sehat dan tidak mudah stres, rasio konvensi makanan meningkat dan mutu daging meningkat. Dalam lingkungan menjadikan hubungan masyarakat menjadi lebih baik karena  limbah terproses menjadi pupuk untuk tanaman, dan lalat dan nyamuk menjadi berkurang. Dalam  biaya operasional dapat ditekan.
 
Untuk aplikasinya pada  air minum : campurkan larutan EM4 sebanyak 1-2 cc ke dalam 1-1,5 liter air, diberikan setiap hari. Pada Pakan :Larutkan EM4 sebanyak 1- 2 cc per 1 – 1,5 liter air, lalu semprotkan pada pakan ternak yang akan diberikan. Kebersihan Sanitasi : Campurkan larutan EM4 dan molase / gula dengan air, dengan perbandingan 1 : 1 : 100. kemudian didiamkan selama 4 (empat) hari agar terjadi proses fermentasi. Semprotkan larutan tersebut pada kandang ternak dengan dosis 1 – 2 liter per meter persegi luasan kandang. Penggunaan larutan molas/gula yang telah difermentasi dengan EM4 tidak boleh lebih dari 1 (satu) bulan dan selalu disimpan dalam wadah (jirigen/botol yang tertutup.  Menekan Bau Pada Alas Kandang: Untuk menekan bau akibat becek pada alas kandang, tebarkan Bokashi serbuk gergaji pada alas kandang ternak dengan dosis 50 – 100 gr/m2. Fermentasi Molase untuk Menyemprot Limbah Ternak :Campurkan larutan EM4 dan molase/gula dengan air, dengan perbandingan 1:1:100, kemudian diamkan selama 4 hari agar terjadi proses fermentasi. Larutan tersebut dapat disemprotkan pada limbah ternak dengan kapasitas limbah 1 ton. Limbah yang telah difermentasi tersebut untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan organik bermanfaat untuk pertanian sebagai pupuk organik maupun pakan ternak.
Buat pakan Cara Pembuatan: Larutkan cairan EM4 sebanyak 1 liter dan larutkan gula merah yang telah diencerkan ke dalam tong plastic yang berisi 100 liter air, lalu aduk kemudian didiamkan selama 2 hari sampai mengeluarkan aroma nira/wedang. Ambil campuran bahan baku pakan (jerami, rumput)sebanyak 1000 kg yang telah dicingcang  (5 – 10 cm) dan diturunkan kadar airnya atau dilayukan. Taburkan dedak lalu semprotkan larutan EM4 dengan hand sprayer sambil diaduk-aduk sampai merata dengn kadar air 30 %.Jika sudah merata, masukan bahan dalam wadah/tempat fermentasi, padatkan dengan gacok sampai betul-betul padat, lalu tutup rapat jangan sampai ada udara masuk/ hampa udara selama 5 hari. Pakan Fermentasi siap disajikan pada ternak sehari 2 kali, kalau tersisa tutup lagi dengan rapat. Aplikasi pada Ternak Sapi, kerbau, kuda : 5 – 10 kg/hari, Kambing, domba   : 1 – 2 kg/hari.***

Komentar