Buat Bokashi Dari Beternak Sapi

Kurangnya pemakaian pupuk organik di kalangan petani adalah karena minimnya informasi tentang pembuatan pupuk organik padahal pupuk organik sangat bermanfaat bagi kesuburan tanah dan dapat dibuat dengan memanfaatkan kotoran ternak seperti sapi, daripada dibuang begitu saja sebagai limbah dan mengotori lingkungan. Seperti dikatakan Wanto dari Dusun Posong Magelang Jawa Tengah, Agar ternak sapi bermanfaat pengolahan limbah menjadi pupuk organik merupakan pemikiran yang sangat baik dalam penanganan limbah ternak. Selain menguntungkan secara materi, penanganan limbah ternak menjadi pupuk organik juga memberi keuntungan yakni terciptanya lingkungan yang sehat di sekitar peternakan tersebut. ‘’Usaha bahan baku pupuk bokashi ini, merupakan usaha yang berwawasan lingkungan,’’katanya.

Dikatakan Kepala Cabang PT. Songgolangit Persada Magelang Jawa Tengah, Sarmo Saputro  Pada umumnya, petani menggunakan pupuk kimia untuk mengolah sawahnya karena secara ekonomi, pupuk kimia lebih mudah dibandingkan dengan pupuk organik. Selain itu, pupuk organik dibutuhkan lebih banyak dan waktu yang dibutuhkan tanaman untuk menyerap nutrisi dari pupuk organik lebih lama. Pada pupuk kimia, nutrisi yang disediakan sudah langsung diserap tanaman.

Karena itu Wanto membuat usaha pupuk organik  atau Bokashi dari beternak sapi. ‘’Tak hanya kohe yang ada dirumah, kami juga memperoleh kohe dari ternak-ternak sapi yang ada di sedang ini. Untuk membuat kohe bermutu, kami menyarankan menggunakan EM4 Peternakan baik untuk campuran air minum, pakan dan juga sanitasi kendang agar tidak bau,’’katanya.. Cara membuat Bokashi dengan bahan kohe adalah

  1. Larutkan EM4 dan Molase ke dalam air dengan dosis (1 liter EM4 + 1 Liter Molase/ 1/4 gula +  air secukupnya atau kira2 buat 1 ton)
  2. Campur bahan-bahan Bokashi (pupuk kendang 80%, serbuk gergaji, Jerami, dedak dll 20%) tersebut secara merata
  3. Siramkan larutan EM4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30% (bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak akan keluar dari adonan dan bila kepalan dilepas kembali maka adonan akan megar).
  4. Adonan digundukkan di atas ubin  kering dengan ketinggian 15-20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni selama 3-4 hari
  5. Periksa suhu setiap hari, pertahankan . suhu gundukan adonan 40- 50 derajat celcius. Jika suhu lebih dari 50 derajat celcius, bukalah karung penutup dan gundukan dibalik-balik agar suhunya turun mendekati suhu 40-50 derajat celcius, kemudian ditutup kembali. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan Bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan. Pengecekan suhu dilakukan setiap 5 jam sekali.
  6. Setelah 4-7 hari, Bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.***

Komentar