Rezali dan Pak Oles Dalam Webinar Bertani Murah Hasil Melimpah

Rezali Anshar, S.ST, MM, owner Youtube Channel Penyuluh Pertanian Lapangan dari Kalimantan Selatan bersama Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr, Direktur Utama PT. Songgolangit Persada tampil sebagai pembicara utama dalam seminar online (webinar) lintas Nusantara mengusung tema “Bertani Murah Meriah Hasilnya Berlimpah” Selasa (28/6).

Webinar yang ketiga digelar PT. Songgolangit Persada tersebut melibatkan ratusan peserta sebagian besar kalangan milenial hampir dari seluruh daerah di Indonesia, termasuk Papua, Maluku, daerah-daerah Sumatera, Jawa dan Bali itu dipandu moderator Wibhuti Emriko B.SC M.SC.

Direktur PT Songgolangit Persada, Ir. Haji Agus Urson Hadi Pramono memberikan apresiasi, karena dua kali kegiatan serupa sebelumnya hanya melibatkan kalangan intern perusahaan, namun kali ini melibatkan Rezali Anshar yang memiliki 403.000 subscribers dan 241 video yang telah dikenal masyarakat secara meluas di jagat raya.

Hal itu pula yang menjadi daya tarik para kaum milenial lintas nusantara untuk ikut secara aktif dalam webinar Bertani Murah Meriah Hasilnya Melimpah. Ketertarikan kalangan anak-anak muda terhadap pertanian organik terlihat dalam sesi tanya jawab yang banyak mereka ungkapkan kepada kedua pembicara yang mempunyai wawasan dan pengalaman luas dalam bidang pertanian

PT. Songgolangit Persada yang satu-satunya di Indonsia mendapat lisensi dari Effective Microorganisms (EM) Research Organization (EMRO) Jepang untuk memproduksi dan memasarkan EM4 di Nusantara dapat menggelar seminar pertanian nasional secara berkesinambungan.

Rezali Anshar pada kesempatan itu menjelaskan, sektor pertanian akan selamanya ada, karena merupakan sumber pangan yang menjadi kebutuhan hidup umat manusia. Umat manusia setiap hari harus makan dan hal itu hanya bisa dipenuhi dari hasil pertanian.

Jika hasil pertanian yang tersedia di pasar melebihi kebutuhan manusia maka harganya akan murah (anjlok), sebaliknya pangan dan kebutuhan sehari-hari lainnya di pasar sedikit (minus) maka harganya menjadi mahal, seperti komoditas cabai yang kini harganya mencapai Rp90.000/kg.

“Kalau kita semua membiasakan menanam di pekarangan rumah masing-masing, terhadap kebutuhan sehari-hari, maka melonjakkan harga cabai tidak akan terasa, karena bisa panen dari kebun piharaan, baik ditanam di pot, polybag maupun pekarangan rumah”,tutur Rezali Anshar.linktr.ee/pakolescom #EM4

Komentar