Siapkan SDM Untuk Pertanian Berkelanjutan

Pertanian berkelanjutan diistilahkan sebagai pertanian yang bisa dilanjutkan. Artinya pertanian harus bisa memberikan keuntungan kepada pelakunya (petani), tidak merusak lingkungan, menjaga kelestarian lingkungan, petani dan masyarakat petani merasa nyaman dan bahagia untuk terus melanjutkan aktivitas pertaniannya, karena mendapatkan keuntungan dan nilai tambah dari profesi bertaninya.

“Penurunan jumlah petani dari tahun ke tahun, generasi muda berkurang minatnya terhadap pertanian, artinya ada kesenjangan/ penurunan jumlah sumber daya manusia yang terjun dalam bisnis/ usaha pertanian, artinya terjadi pertumbuhan lahan terlantar yang tidak bisa digarap oleh petani,” kata Direktur Utama PT Songgolangit Persada, Dr.Ir. Gede Ngurah Wididana.

Sebagaimana diketahui, saat ini keadaan pertanian Indonesia mengalami penurunan dalam segi pelaku petaninya. Jika terus begitu, banyak yang memprediksi 10 tahun yang akan datang Indonesia akan mengalami krisis petani, karena petani-petani di Indonesia umurnya sudah mendekati umur kurang produktif.Diketahui untuk DPM berusia 19-39 tahun yang menekuni bidang pertanian dari hulu ke hilir dan adaptif dengan perubahan teknologi dan informasi, dan DPA di atas 39 tahun yang memiliki kemampuan pioner di bidang agribisnis.

Karenanya dibutuhkan sekelompok anak muda yang memiliki loyalitas dan integritas untuk memajukan pertanian Indonesia secara modern dan berorientasi ekspor agar Indonesia menjadi negara agraris yang mandiri pangan. Dia mengeluhkan karena jumlah pertanian milenial yang umurnya 19-39 tahun mengalami penurunan setiap tahunnya. Bahkan menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah petani milenial yang umurnya 19-39 tahun itu menurun terus, untuk contoh seperti tahun 2017 ke tahun 2018 ada penurunan kurang lebih 415 ribu petani milenial. oleh karena itu, ia mengatakan hal tersebut menjadi tantangan untuk meningkatkan petani-petani milenial.(berbagai Sumber)

Komentar