Dr. Wididana: Sarjana Pacu Pembangunan Pertanian

Pakar Pertanian Organik Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr, menekankan, mahasiswa fakultas pertanian setelah menyelesaikan studinya dapat menjadi sarjana pertanian yang unggul, berprestasi, memiliki nilai tambah dan ilmu yang dimilikinya dapat diterapkan masyarakat dalam memacu pembangunan pertanian.“Dengan menyandang gelar sarjana pertanian atau Ir yakni memiliki kemampuan dan keterampilan dalam merekayasa tanaman, sehingga selalu dituntut kreatif, produktif dan ahli dalam ilmu terapan,” kata Dr. Wididana yang juga Direktur Utama PT Songgolangit Persada pada  Webinar zoom  dengan topik “Praktisi Mengajar Pengembangan Pertanian Perkotaan” dihadapan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Nasional  (Unas) Jakarta, Rabu (2/11).

Dr. Wididana yang juga akademisi Universitas Nasional Jakarta dalam mata kuliah yang dipandu dosen Unas Ir, Inkorena GS Sukartono, M.Agr itu menggarisbawahi, sarjana pertanian yang baru menyelesaikan pendidikan itu dapat terus belajar untuk menambah pengalaman agar kelak menjadi ahli pertanian.Ibarat anak ayam yang baru nenetas dari telur ayam, baru memiliki ilmu secara teori sebagai ahli pemula dan bidang ilmu yang dipelajarinya juga sangat luas, mulai dari ilmu tanah, lingkungan, ilmu benih dan sebagainya.

Ilmu-ilmu bidang pertanian tersebut juga memiliki banyak cabang yang harus diperdalam untuk menjadi seorang ahli madya yang membutuhkan waktu puluhan tahun.Setelah belajar lebih dari 20 tahun dalam bidang pertanian untuk menjadi ahli utama, proses mencari ilmu itu memang membutuhkan waktu yang lama, tidak ada yang bisa diperoleh dengan cepat atau jalan pintas.Semuanya harus diikuti dengan baik mulai dari kegiatan praktek, magang, ikut keahlian sampai menjadi yang utama.

Dr. Wididana, alumnus  Fakultas Pertanian Universitas Udayana, kemudian melanjutkan program Pascasarjana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang mempunyai pengalaman dalam pembangunan pertanian organik lebih dari 35 tahun.Meskipun demikian proses belajar tentang teknologi Effective Microorganisms (EM) dari Jepang terus berlangsung sampai sekarang, walaupun pengalaman menumpuk ibarat mengisi air setetes di ember hingga menjadi penuh.

Hal itu merupakan proses dari keberhasilan, yakni akumulasi dari pengalaman-pengalaman panjang yang harus dilalui dengan terus belalajar. Kalau tanamannya kurang subur tambah pupuk agar berbuah dan cepat menghasilkan.Semua itu harus dapat dinikmati dengan baik, penuh semangat, kreativitas yang tinggi serta rasa syukur dan bahagia, ujar Dr. Wididana.***

Komentar