Gunakan EM4 Pada Pertanian Terintegrasi

Pemkop Bali, beserta dinas pertanian serta jajarannya, menggalakan sistem pertanian terpadu (terintegrasi). Program ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan produksi pertanian. Dengan sistem pertanian terpadu, budidaya tanaman terintegrasi dengan ternak, sehingga efesiensi biaya produksi dengan hasil pertanian maksimal.  Melalui sistem ini, pertanian berkesinambungan dengan peternakan, sisa panen atau limbah tanaman dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, dan sebaliknya kotoran ternak dapat diolah menjadi pupuk kompos sebagai nutrisi tanaman. sehingga, limbah pertanian serta  ternak, tidak ada yang terbuang percuma. Jika sistem ini diterapkan pada pertanian di tanah air, dapat mengurangi biaya produksi, namun hasil pertanian optimal. Pendapatan petani pun meningkat sehingga lebih sejahtera. 
 
Kelompok  Tani Lembu Nadi 1 Banjar Tiyingan di Desa Pelaga, Kec. Petang Kabupaten Badung, Bali, menerapkan sistem pertanian ini. Hasilnya, Produk holtikutura seperti cabai, timun,  kacang tanah, kubis dan kopi, berbuah lebat, sehat,  dan produksi tanaman meningkat tiap kali panen. Kehidupan petani lebih sejahtera dibandingkan petani lainnya. Pertanian terpadu dilakoni secara swadaya oleh masyakat. Limbah organik yang banyak terdapat di desa ini diolah menjadi kompos. Daun-daun kering, rumput, kotoran ayam, sapi dan urine sapi dikumpulkan, lalu difermentasi EM4 menjadi kompos. Tidak hanya itu,  kelompok tani lembu nadi juga membuat pakan ternak serta jamu ternak dari bahan organic dan sisah panen. Semua dilakukan dengan bantuan EM4.
 
Nyoman Darmawan selaku ketua kelompok Tani Lembu Nadi 1 mengatakan, pupuk cair EM4 sangat diperlukan, karena selain dapat memangkas proses pembuatan, kompos hasil fermentasi EM4 mempunyai kualitas baik. Dapat mengembalikan kesuburan tanah,  tanaman dan  produktivitas buah. Begitu pula pada hewan ternak, sapi yang mengkosumsi pakan hasil fermentasi EM4 terlihat sehat dan gemuk. “Pupuk cair EM4 multi fungsi, mikroorganisme menguntungkan didalamnya sangat membantu pada pertanian terintegrasi.  Seluruh tahapan sistem pertanian ini bisa terbantu dengan EM4, mulai pengomposan, pakan ternak, perawatan tanaman, pengolahan limbah, dan sanitasi. Hasilnya juga memuaskan, tidak hanya pada pertanian tetapi juga pada ternak, ”terang  Nyoman Darmawan    
Melalui bantuan EM4, proses pembuatan kompos berjalan cepat, hanya memerlukan waktu tujuh hari, jauh lebih cepat jika dibandingkan cara konvesional yang membutukan waktu hingga satu bulan. Selain itu, sapi ternak sehat karena asupan makanan kaya nutrisi dan vitamin lengkap.  Peternak sapi, tidaka lagi mencium bau kotoran sapi, Kandang bersih, tidak berbau serta tidak ada lalat. “Sebelumnya, kotoran sapi kurang diperhatikan, begitu saja dibiarkan oleh petani, namun setelah mereka mengenal teknologi EM4, kotoran sapi jadi buruan dan sulit diperoleh,”ungkap Nyoman Darmawan.
 
Desa Pelaga yang  berhawa sejuk inipun sukses menerapkan pertanian terintegrasi denga bantuan EM4. Desa kecil berada dibagian utara Bali ini dikenal sebagai penghasil tanaman organic dan hewan sapi ternak. kebutuhan sayuran organic di sejumlah Mall dan supermarket di Bali dipasok dari desa ini. Masyakat Bali juga mengenal desa ini sebagai penghasil ternak sapi berkualitas baik. Pertanian terintegrasi didesa ini  juga dijadikan percontohan oleh kelompok tani Bali dan sekitarnya.   Nyoman Darmawan, mengaku keberhasilan system pertanian teritegrai di desanya, tak lepas dari peran EM4. Pupuk organik produksi PT. Songgolanggit Persada ini mempunyai peran penting pada sistem pertanian ini, mulai, pembuatan pakan alami, sanitasi kandang, penggemukan ternak hingga pembuatan kompos dan perawatan tanaman,“Dengan EM4 tidak ada limbah tersisah, karena semua limbah bermanfat dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi,”jelas Darmawan.++ded

Komentar