EM4 Peternakan Efektif Menjaga Kesehatan Ternak Sapi

Usaha ternak sapi bagi masyarakat sebenarnya sudah lama dilakukan tetapi hanya sebatas pengusahaan yang bersifat sampingan. Beda dengan Kepala Desa Baratan, H. Irwan Kecamatan Patrang, Jember Jawa Timur, yang serius mengelola usaha penggemukan sapi dengan hasil yang sangat lumayan. ‘’Sekarang ini saya memiiki 50 ekor sapi yang gemuk-gemuk, karena kesehatannya selalu terjaga. Untuk menjaga kesehatan ternak salah satunya dengan menggunakan EM4 peternakan,’’kata Irwan.
Sebelum menggunakan EM, ternak sering terkena penyakit seperti cacingan, mencret-mencret serta gatal-gatal. Karena pengaruh bau kotoran sehingga mengundang hama dan lalat untuk datang ke kandang tersebut. Namun sejak menggunakan EM4, ternak lebih sehat, tidak mudah sakit, kandang tidak berbau dan napsu makannya meningkat.
 
Usaha penggemukan sapi juga relevan dengan upaya pelestarian sumberdaya lahan. Kotoran sapi yang diperoleh selama masa penggemukan cukup besar volumenya, berguna untuk pertanian salah satunya  memperbaiki tekstur dan kesuburan tanah.
Di kabupaten Jember dengan ketersediaan lahan potensi pertanian yang tersedia cukup baik dan sangat potensial untuk dikembangkan ternak sapi potong. Dengan EM peternak juga bisa mengusahakan peternakannya lebih sehat, tidak menimbulkan polusi bau dan bebas dari keracunan serta menghasilkan produk yang lebih sehat, rendah kolesterol, bebas residu kimia. Sedang pengaruh EM4 terhadap ternak sapimencegah bau tidak sedap pada kandang dan tempat pembuangan kotoran ternak, mengurangi jumlah lalat dan serangga ternak;Memperbaiki kesehatan ternak, mengurangi ketegangan (stres) ternak, memperbaiki mutu daging ternak,, memperbaiki kesuburan ternak, dan memperbaiki mutu kotoran ternak.
 
Memang, usaha sapi potong pada saat ini menguntungkan. Pasalnya, permintaan pasar terus meningkat. Indonesia dengan jumlah penduduk di atas 220 juta jiwa membutuhkan pasok daging yang besar. Peternakan domestik belum mampu memenuhi permintaan daging dari warganya. Timpangnya antara pasokan dan permintaan, ternyata masih tinggi.  Tidak mengherankan, masalah utama usaha sapi potong di Indonesia terletak pada suplai yang selalu mengalami kekurangan setiap tahunnya. Sementara laju pertumbuhan konsumsi dan pertambahan penduduk tidak mampu diimbangi oleh laju peningkatan populasi sapi potong dan pada gilirannya memaksa Indonesai selalu melakukan impor baik dalam bentuk sapi hidup maupun daging dan jeroan sapi. (A)

Komentar