Hargai Petani dengan Menghargai Produknya, Agar Petani Bisa Kaya

Oleh : Gede Ngurah wididana

Petani adalah termasuk profesi langka, kurang dari 11%  penduduk Indonesia menjadi petani, atau sekitar 33 juta orang, dan jumlahnya semakin tahun semakin menyusut, karena penuaan, generasi muda tidak mau melanjutkan profesi petani, banyak lapangan kerja selain petani.  Kerja keras mengolah lahan dengan penuh risiko gagal panen serta harga produk yang tidak stabil sering kali mengakibatkan petani rugi, hasilnya sangat tidak sebanding dengan kerjanya.  Generasi muda tidak tertarik dengan pekerjaan petani.  Mereka lebih tertarik bekerja di sektor jasa, seperti pariwisata (hotel, restoran, kapal pesiar, spa terapis, karyawan toko/ kantor, dll) dan pegawai negeri.

Pekerjaan mengolah hasil pertanian untuk industri produk makanan, minuman, kesehatan dan agrowisata masih terbuka kesempatan bagi generasi muda, demikian juga pemasaran produk-produk pertanian seperti sayur, bunga, telor, daging, ikan, makanan kesehatan, dan produk oahan berkuaitas lainnya masih terbuka peluang bisnis.  Penanaman produk tanaman perkebunan seperti kopi, coklat, teh, cengkeh, lada, pala, karet dan kelapa sawit juga masih menjanjikan untuk konsumsi dalam negeri dan eksport.

Produk petani harus dihargai dengan baik, agar petani bisa mendapatkan keuntungan yang layak, seimbang dengan kerja kerasnya.  Jika produk petani harganya rendah, mereka akan rugi, jumlah petani akan menyusut, menua, dan generasi muda tidak mau menjadi petani.  Petani harus dibantu oleh pemerintah dengan kebijakan, edukasi dan motivasi, serta menghargai produknya dengan baik.

Komentar