EM4 Menjadi Andalan Budidaya Ikan Nila

Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki potensi sumberdaya alam perikanan dan kelautan yang cukup besar terutama dalam hal budidaya ikan air tawar. Di antaranya adalah ikan mas, nila, gurami, lele, bawal, patin dan tawes. Namun yang sedang trend saat ini adalah ikan nila. Memang ikan gurame masih menjadi favorit, namun karena lamanya budidaya yang mencapai satu tahun lebih serta harga perkilonya lebih mahal sehingga perputaran uangnya lebih lambat, sedang ikan nila hanya membutuhkan empat bulan untuk memanen dan harganya sangat terjangkau sehingga masyarakat banyak yang ber alih mengkonsumsi ikan nila.

 Jalan-jalan ke kota Mataram Lombok, kiranya tak ‘afdol’ jika tidak mencicipi ayam taliwang. Namun ternyata dibanyak gerai-gerai atau restoran ayam taliwang, ikan nila bakar juga menjadi andalan kuliner khas Lombok ini. Sungguh nikmat menyantapnya tapi tentunya dengan nasi yang masih panas dan lalapan, plecing kangkung dan sambal khas Lomboknya. Lombok yang menjadi tujuan wisata terbaik di Indonesia ini tentunya juga menjadi sasaran pemburu kuliner khas Lombok.

Nah, disinilah usaha perikanan air tawar menuai berkah. Banyak kelompok- kelompok budidaya ikan segar ini melebarkan sayapnya. Memperluas jaringan pemasaran hingga ke luar pulau seperti Bali untuk memenuhi kebutuhan ikan air tawar. ‘’Kami banyak sekali orderan ikan air tawar terutama nila, gurame, bawal dari Pulau Dewata terutama dari hotel-hotel sekitar Kuta dan Nusa dua, manun sayangnya kami belum bisa memenuhi permintaan tersebut,’’kata Sulhan (45) seorang petani budidaya ikan air tawar yang sudah hamper 30 tahun mengguluti usaha tersebut.

Memang bagi Sulhan bisnis yang digelutinya ini, membawa berkah bagi keluarganya dan juga kelompok tani bididaya ikan air tawar yang dirintisnya. Usaha yang dirintis di jalan Raya Praya Mantang Praya Lombok Tengah. Setiap hari mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan ikan air tawar mencapai 5 ton perhari. Belum lagi permintaan beberapa hotel yang ada di Bali.’’ Melalui usaha bersama sekitar 30 kelompok peternak ikan nila, kami memenuhi kebutuhan masyarakat akan pengadaan ikan nila yang ada di Lombok ini, ‘’katanya. Memang tidak berlebihan, Sulhan adalah peternak yang sudah lama menggeluti bisnis air tawar ini. Mulai dari bawal, lele, gurame, nila dan lain-lain. Selain pembesaran ikan komsumsi, Sulhan juga menggeluti usaha pembibitan.’’Saya sudah lama berbisnis ikan tawar ini, dan yang paling efektif menjaga kesehatan ikan agar produksi terus bertambah adalah menggunakan teknologi EM4.

Banyak produk yang sudah kami coba tapi hanya EM4 yang paling unggul dan paling masuk harganya (murah) sehingga memberikan keuntungan yang sangat lumayan,’’katanya. Dengan karyawan sebanyak 25 orang saat ini, Sulhan terus eksis berbisnis ikan nila dan menjadi suplayer ikan air tawar terbesar di Lombok dengan menghasilkan omset puluhan juta rupiah.’’ Alhamdulillah bisnis tetap berjalan, produksi ikan terus bertambah jarang sekali terkena penyakit yang membahayakan bagi ikan. Dan itu bisa terjaga karena kondisi kolam yang sehat bebas dari penyakit karena perlakuan EM4 pada lahan budidaya.

Sebegaimana diketahui, EM4 Perikanan memang sangat efektif menjaga ikan tetap sehat. Karena fungsi EM4 Perikanan itu adalah untuk meningkatkan bakteri pengurai bahan organik, menekan pertumbuhan bakteri pathogen, menstimulasi enzim pencernaan dan meningkatkan kualitas air pada lahan budidaya. Itu itu EM4 perikanan berfungsi mempertahanan tubuh ikan serta meningkatkan pertumbuhan ikan serta meningkatkan imunostimulan atau daya tahan ikan sehingga mengurangi penggunaan Antibiotik.’’Tak hanya itu EM4 juga memfermentasi sisa pakan, kotoran, di dasar kolam serta meningkatkan oksigen terlarut (DO) dan air menjadi bersih sehingga tidak diperlukan penggantian air berulang-ulang. Serta menguraikan gas-gas amoniak, metan dan hydrogen sulfide dan ramah lingkungan.

Penggunaan EM4 pada perikanan ini dapat diaplikasikan pada saat pengolahan tanah dasar tambak atau pada masa pemeliharaan. Pada Pengolahan Tanah Dasar Tambak, jadi setelah tanah dikeringkan dan dicangkul atau dibajak lalu direndam air sedalam 20 cm kemudian disiram dengan EM4 sebanyak 6 liter per ha, biarkan selama 4 – 7 hari dan keringkan kembali selama 4 hari. Tanah dikapur sebanyak 300 kg/ha dan dipupuk dengan EM Bokashi 250 kg/ha. Di isi air dengan ketinggian 20 cm, lalu siram dengan larutan EM4 sebanyak 6 liter/ha, lalu biarkan selama 1 minggu. Tambahkan air sehingga mencapai 60 – 80 cm bersamaan dengan itu siramkan EM4 sebanyak 6-8 liter/ha, lalu biarkan selama 1 minggu hingga menjelang benur ditebar. Sedang pada masa pemeliharaan, setelah benur berumur 1 bulan, siramkan EM4 sebanyak 1 – 3 ppm/minggu/ ha atau pada saat pergantian air sesuai dengan kondisi air. Perlu diterangkan, 1 ppm = 1 : 1 000.000 ) bila ketinggian air 60 cm, maka diperlukan EM4 sebanyak 6 liter, sedangkanketinggian air 80 cm, diperlukan 8 liter/ha). Kolam yang telah terisi air sedalam 60-75 cm siap untuk ditebari benih ikan nila.

Padat tebar kolam tanah untuk budidaya ikan nila sebanyak 15-30 ekor/ m2. Dengan asumsi, ukuran benih sebesar 10-20 gram/ekor dan akan dipanen dengan ukuran 300 gram/ekor. Sebelum benih ditebar, hendaknya melewati tahap adaptasi terlebih dahulu. Gunanya agar benih ikan terbiasa dengan kondisi kolam, sehingga resiko kematian benih bisa ditekan. Caranya, masukkan wadah yang berisi benih ikan nila ke dalam air kolam. Biarkan selama beberapa jam. Kemudian miringkan atau buka wadah tersebut.

 Biarkan ikan keluar dan lepas dengan sendirinya. Setelah semua persiapan selesai dilakukan dan benih sudah ditebarkan ke dalam kolam, langkah selanjutnya adalah merawat ikan hingga usia panen. Tiga hal yang paling penting dalam pemeliharaan budidaya ikan nila adalah pengelolaan air, pemberian pakan dan pengendalian hama penyakit. Tapi dengan pemberian EM4, ikan akan terjaga dari penyakit. Nah, untuk menjaga kualitas air serta menjaga kesehatan ikan, pakai saja EM4 Perikanan supaya panen menjadi maksimal.*

Komentar