Kelinci Sehat dengan Teknologi EM4

Binatang ini memang menggemaskan, karena perangainya yang lucu, jinak dan bersahabat dengan bulunya berwarna putih, coklat, hitam dan abu-abu. Dari orang tua sampai anak-anak sangat senang bermain dengan binatang yang paling suka makan sayuran terutama wortel ini. Hewan itu adalah kelinci, binatang imut yang suka melompat-lompat ini banyak dibudidaya.

Memang bukan hanya sekedar untuk peliharaan saja, tetapi dibudidaya untuk diambil dagingnya. Di beberapa penelitian kesehatan, menyatakan daging kelinci terkenal karena dagingnya yang lebih sehat, lebih lembut teksturnya, lebih rendah lemak dan kolesterolnya dibandingkan daging sapi atau kambing. Dan bagi kaum muslimin tak usah khawatir mengkonsumsi daging kelinci karena Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakannya sebagai daging yang halal. Kandungan protein daging kelinci juga tidak kalah dibandingkan dengan hewan ternak lainnya seperti ayam, kambing, dan sapi.

Tak hanya itu, daging kelinci juga memiliki khasiat untuk menyembuhkan atau meredakan penyakit asma, infeksi tenggorokan, liver, dan asam urat. Senyawa kitotefin dalam daging kelinci, bila dikonsumsi bersama-sama dengan senyawa lain seperti lemak omega 3 dan 9 dapat menyembuhkan penyakit asma. Dengan khasiatnya itu, maka sate kelinci mulai menjamur dibeberapa kota seperti di kabupaten Tegal, Berebes, Indramayu, Kuningan dan Cirebon, Jakarta dan kota-kota lainnya. Tentu dengan citarasa yang tak kalah dengan sate ayam dan kambing.

Selain itu, kulit dan bulu kelinci juga dapat dimanfaatkan untuk industri kerajinan tangan, seperti tas, sepatu, dompet, ikat pinggang dan syal yang berpotensi untuk dipasok ke pasar internasional. Karenanya, budidaya ternak kelinci sudah sangat maju sehingga keberadaan kelinci sangat mudah ditemukan Binatang ini memang menggemaskan, karena perangainya yang lucu, jinak dan bersahabat dengan bulunya berwarna putih, coklat, hitam dan abu-abu. Kelinci Sehat dengan EM4 di mana-mana. Bahkan di pasar-pasar kaget (kawasan perumahan ataupun di pinggir jalan) sudah dijajakan kelinci dalam jumlah yang cukup banyak, dengan menggunakan mobil bak terbuka. Umar (55) peternak kelinci dari Tanah Tinggi Depok Jawa Barat mulai menekuni usaha kelinci dua tahun lalu, selain sebagai petani Belimbing.

Baru satu tahun ini ia menggunakan teknologi EM4 untuk keperluan sanitasi dan pembuatan pupuk padat dengan memanfaatkan, kotoran kelinci karena memiliki kandungan natriumnya yang tinggi. Begitu juga dengan urine kelinci yang merupakan penyubur tanaman dan dapat digunakan khususnya untuk tanaman bunga-bungaan dan buah termasuk budidaya buah belimbing yang ditekuninya. Tapi untuk mengubahnya menjadi pupuk dengan kandungan natriumnya tinggi, urine kelinci perlu difermentasi dengan teknologi EM4 yang merupakan kultur campuran dari mikroorganisme fermentasi (peragian) dan sintetik (penggabungan) yang bekerja secara sinergis (saling menunjang ) untuk memfermentasi urine hewan tersebut menjadi pupuk cair.

Caranya, urine atau kencing kelinci diberi atau dicampur dengan EM4 dan molase atau gula, kemudian difermentasi selama kurang lebih seminggu. Cara penggunaanya dicampur dengan air disiramkan ke tanah disekitar daerah perakaran. Sangat baik disiramkan diatas taburan bokashi. Penggunaan secara rutin selain memperbaiki fisik dan kimia tanah, dapat menekan berbagai pathogen secara efektif sehingga menyuburkan tanamam. Untuk perawatan kelinci sangat penting, karena tingkat kematian kelinci paling tinggi pada umur 8 minggu (2 bulan) yaitu setelah kelinci disapih atau dipisahkan dari induknya, hal ini terjadi karena peternak umumnya kurang memperhatikan kebutuhan (kuantitas dan kualitas) pakan yang disajikan pada kelinci yang disapih, sebab peralihan dari menyusui ke induk kemudian diganti dengan pakan alami sudah tentu tidak memenuhi standar kebutuhan gizi, sehingga dapat menimbulkan kematian.

Kejadian tingkat kematian yang tinggi tersebut dapat diatasi dengan pemberian pakan sesuai dengan kebutuhannya (Complete Feed) dan menggunakan teknologi EM4 yang dicampurkan dalam air minum. EM4 bermanfaat menyehatkan ternak, mengurangi stres pada ternak, menyeimbangkan mikroorganisme dalam saluran pencernaan ternak, meningkatkan nafsu makan dan mengurangi polusi atau bau kandang dan lingkungan. Usaha budidaya kelinci bisa dimulai dari skala kecil, menengah hingga besar. Dengan tingkat produktivitas dan kesuburan yang sangat tinggi, dari seekor indukan bisa menjadi 15 – 20 ekor selama setahun dengan asumsi anak hidup hingga dewasa 5 ekor dan melahirkan sebanyak 3 kali dalam setahun. Dengan tingkat harga daging kelinci yang sedikit lebih tinggi dibanding daging ayam kampung sekitar 27 ribu per kilogramnya, atau 17 ribu per kg berat hidup maka usaha budidaya kelinci pedagingsangat layak untuk dipertimbangkan menjadi pilihan ber wirausaha.

Kelinci pedagingsiap potong biasanya berusia diatas 6 bulan dengan berat badan rata-rata 4 kg. Harga indukan flemish giant saat ini berkisar +- 200 ribu per ekor. Maka dengan modal 5 juta rupiah sudah cukup untuk memulai usaha budidaya kelinci pedaging dengan rincian untuk membeli 8 ekor indukan, 2 ekor pejantan, pembuatan kandang serta biaya operasional selama +- 8 bulan. Dengan asumsi setelah 8 bulan kita sudah bisa mendapatkan income dari penjualan kelinci hasil ternak.***

Komentar